Data Q3 Terungkap: Bagaimana Salah Satu Bursa Teratas Mempertahankan Sepertiga Pangsa Pasar?

Baru-baru ini saya menelusuri data industri kuartal ketiga 2025, dan menemukan beberapa fenomena yang cukup menarik.

Total kapitalisasi pasar kripto sudah menembus angka 4 triliun dolar AS—tepatnya 4,02 triliun, naik 16,2% dibanding kuartal kedua, dan melonjak 72,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laju pertumbuhan ini menandakan apa? Dasar bull market masih ada.

Dunia Bursa: Dominasi Satu Pemain Semakin Kokoh

Soal volume perdagangan, 10 bursa teratas pada Q3 menyumbang 28,7 triliun dolar, naik hampir 33% secara kuartalan. Perdagangan spot 4,9 triliun, derivatif 23,7 triliun, semuanya naik.

Namun yang paling mencolok tetap satu platform papan atas—sendirian mencatat volume perdagangan 9,93 triliun dolar, menguasai 34,59% pasar. Apa artinya? Dari setiap 3 transaksi, 1 terjadi di platform ini.

Beberapa bursa lain juga cukup kuat: Bursa A menguasai 12,60%, Platform B 11,58%, Bursa C dan D masing-masing 11,45% dan 11,36%. Terlihat agak tersebar, tapi keunggulan sang pemimpin sangat mencolok.

Rinciannya, di pasar spot, platform utama ini menguasai 41,26% pangsa, naik 3,27% dari Q2; di pasar derivatif 33,20%, naik 1%. Tak hanya volume besar, Q3 juga mencatat arus masuk bersih 14,8 miliar dolar—rekor baru.

On-chain adalah Medan Perang Sebenarnya

Menariknya, meskipun kapitalisasi naik 16% dan volume naik 32%, pangsa pasar tiap platform tidak banyak berubah. Apa artinya? Persaingan di pasar yang ada sudah mentok, semua mencari titik pertumbuhan baru.

Dan titik “baru” itu ada di ranah on-chain.

Platform papan atas ini sudah lama menyadari hal ini. Blockchain milik mereka mencatat 52,5 juta alamat aktif di September, melonjak 57% secara bulanan, langsung mengungguli dua blockchain utama lain (masing-masing 45,8 juta dan 8,9 juta). Jumlah transaksi naik dari 892 juta di Q2 menjadi 1,22 miliar, volume DEX mencapai 225 miliar dolar—tertinggi sejak Q4 2021.

Pendapatan biaya juga impresif: Q3 menghasilkan 357,3 juta dolar. Pendapatan bulan September saja 22 juta dolar, tertinggi sejak Maret.

Ekosistemnya jadi kunci: jumlah protokol di chain ini mencapai 1.033, 2,7 kali lebih banyak dari blockchain ternama lain; TVL (Total Value Locked) 8,729 miliar dolar, naik 15,02% per bulan—tertinggi di antara 10 blockchain TVL terbesar.

Ambisi di Balik Penurunan Biaya

24 September, blockchain ini kembali turunkan biaya: Gas minimum dari 0,1 Gwei menjadi 0,05 Gwei, waktu pembuatan blok dari 750 ms ke 450 ms. Ini penurunan biaya besar ketiga dalam 18 bulan.

Sebelumnya, April 2024 dari 3 Gwei turun ke 1 Gwei, Mei 2025 turun ke 0,1 Gwei—total turun 75%. Dampaknya langsung terasa: biaya transaksi median turun 75% (0,04 dolar ke 0,01 dolar), jumlah transaksi harian melonjak 140%, menembus 12 juta.

Target penurunan biaya jelas: menekan biaya transaksi ke 0,001 dolar per transaksi, menjadikan blockchain ini infrastruktur dasar sistem keuangan.

Ekosistem on-chain juga berkembang pesat. Selain DEX dan platform lending klasik, September muncul DEX derivatif baru, pendapatan harian sempat tembus 7,2 juta dolar, bahkan mengalahkan platform perpetual contracts ternama yang 2,79 juta dolar. DEX ini sendirian mendorong volume perpetual contracts chain ini di Q3 naik 55% jadi 36 miliar dolar.

Ada yang bilang, platform utama ini lewat produk on-chain telah menciptakan dua “mini dirinya sendiri”—satu fokus spot, satu derivatif. Yang bisa mendisrupsi diri sendiri, memang harus diri sendiri.

Di Luar Meme, Institusi Adalah Aset Keras

Awal Oktober memang sempat ada demam Meme berbahasa Mandarin, seri “XX Life” viral, sempat membuat aktivitas chain ini melonjak. Tapi hype seperti ini hanya euforia sesaat, pertumbuhan sejati tetap berasal dari institusi.

Sepanjang tahun, banyak perusahaan publik tradisional mengumumkan memasukkan token platform ini ke neraca mereka. Juni, institusi Web3 ternama umumkan penggalangan dana 1 miliar dolar untuk membentuk perusahaan publik khusus memegang dan berinvestasi di ekosistem token ini. Oktober, Bloomberg memberitakan bank investasi Hong Kong berencana mengumpulkan dana 600 juta dolar untuk meluncurkan treasury terkait di AS—jika terealisasi, ini akan jadi investasi institusi terbesar di token tersebut.

Adopsi institusi lebih signifikan. 24 September, raksasa investasi global dengan dana kelolaan 1,6 triliun dolar mengumumkan memperluas platform teknologi eksklusif mereka ke blockchain ini, memanfaatkan biaya rendah dan throughput tinggi untuk membangun aset keuangan on-chain.

15 Oktober, anak perusahaan perbankan meluncurkan dana pasar uang lebih dari 3,8 miliar dolar ke blockchain, investor bisa beli dengan fiat atau stablecoin, dan pencairan real-time.

RWA (Real World Assets) inilah jalur blockchain ini menuju masa depan. Semakin banyak institusi keuangan tradisional menempatkan aset di chain ini, semakin besar nilainya akan terkuak.

Token platform ini di Q3 naik ke kapitalisasi pasar 145,998 miliar dolar, sempat mencatat ATH 1.376 dolar, kembali ke TOP3 aset kripto. Di balik harga ini, ada ekspektasi pasar pada potensi ekosistemnya.

Seperti kata analis bank investasi: aset kripto ibarat internet tahun 1996, masih tahap awal. Strategi investasi harus memprioritaskan “adopsi, pengembangan, penggunaan, dan use case,” bukan sekadar fluktuasi harga jangka pendek.

Dari sudut ini, baik ledakan DEX on-chain, masuknya dana institusi, maupun realisasi RWA, semuanya membuktikan nilai jangka panjang ekosistem ini. Demam meme akan berlalu, namun perbaikan infrastruktur, pertumbuhan use case nyata, dan adopsi institusi—itulah aset keras yang tahan siklus.

Data tak pernah bohong. Ketika alamat aktif, jumlah transaksi, protokol, dan TVL sebuah blockchain tumbuh pesat; ketika institusi investasi global mulai menaruh miliaran dolar di atasnya; ketika bank tradisional mulai menaruh dana pasar uang di blockchain—itulah tanda Web3 benar-benar menuju adopsi massal.

Soal harga? Itu hanya bayangan dari nilai sejatinya.