Dalam perdagangan kripto, Stop Order (order stop/stop loss) adalah senjata manajemen risiko kamu, tapi banyak orang sering bingung dua jenis penggunaannya. Hari ini kita bahas tuntas: Stop Market Order (order stop pasar) dan Stop Limit Order (order stop limit) sebenarnya beda di mana.
Perbedaan Utama (versi satu kalimat)
Stop Market Order: Harga tersentuh → langsung eksekusi di harga pasar (cepat tapi harga bisa meleset)
Stop Limit Order: Harga tersentuh → tunggu sampai harga yang kamu tentukan baru eksekusi (presisi tapi bisa saja tidak tereksekusi)
Singkatnya, satu utamakan eksekusi, satu utamakan harga.
Bagaimana Cara Kerja Stop Market Order?
Bayangkan kamu beli BTC di $50000, lalu pasang harga trigger di $48000. Ketika BTC turun ke $48000 , sistem otomatis ubah order kamu jadi order pasar, langsung dieksekusi di harga pasar terbaik saat itu.
Kelebihan: Pasti terjual, tidak kehilangan kesempatan keluar Kekurangan: Saat volatilitas tinggi, bisa tereksekusi di $47500 atau bahkan lebih rendah (slippage)
Bagaimana Cara Kerja Stop Limit Order?
Versi upgrade. Kamu atur dua harga:
Harga trigger: $48000 (kapan aktif)
Harga limit: $47800 (harga terendah yang diterima)
Ketika BTC turun ke $48000, order aktif otomatis, tapi hanya akan dieksekusi jika harga ≥ $47800 . Jika pasar terus turun ke $47700, order tetap menunggu di sana sampai harga naik lagi ke $47800.
Kelebihan: Harga terkontrol, tidak kena slippage Kekurangan: Bisa jadi tidak tereksekusi sama sekali (pasar tidak kembali ke harga limit kamu)
Pilih yang Mana?
Gunakan Stop Market: Saat volatilitas tinggi atau likuiditas rendah, kamu lebih takut kehilangan kesempatan keluar Gunakan Stop Limit: Saat pasar stabil, ingin kontrol harga dengan presisi, dan bisa menunggu
Saran Praktis
Saat memasang stop loss, perhatikan data on-chain dan indikator teknikal (support/resistance), jangan asal pasang harga. Di pasar yang sangat volatil, beri ruang untuk slippage, kalau tidak order bisa tidak tereksekusi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Panduan Utama Stop Order: Market Order vs Limit Order, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Dalam perdagangan kripto, Stop Order (order stop/stop loss) adalah senjata manajemen risiko kamu, tapi banyak orang sering bingung dua jenis penggunaannya. Hari ini kita bahas tuntas: Stop Market Order (order stop pasar) dan Stop Limit Order (order stop limit) sebenarnya beda di mana.
Perbedaan Utama (versi satu kalimat)
Singkatnya, satu utamakan eksekusi, satu utamakan harga.
Bagaimana Cara Kerja Stop Market Order?
Bayangkan kamu beli BTC di $50000, lalu pasang harga trigger di $48000. Ketika BTC turun ke $48000 , sistem otomatis ubah order kamu jadi order pasar, langsung dieksekusi di harga pasar terbaik saat itu.
Kelebihan: Pasti terjual, tidak kehilangan kesempatan keluar
Kekurangan: Saat volatilitas tinggi, bisa tereksekusi di $47500 atau bahkan lebih rendah (slippage)
Bagaimana Cara Kerja Stop Limit Order?
Versi upgrade. Kamu atur dua harga:
Ketika BTC turun ke $48000, order aktif otomatis, tapi hanya akan dieksekusi jika harga ≥ $47800 . Jika pasar terus turun ke $47700, order tetap menunggu di sana sampai harga naik lagi ke $47800.
Kelebihan: Harga terkontrol, tidak kena slippage
Kekurangan: Bisa jadi tidak tereksekusi sama sekali (pasar tidak kembali ke harga limit kamu)
Pilih yang Mana?
Gunakan Stop Market: Saat volatilitas tinggi atau likuiditas rendah, kamu lebih takut kehilangan kesempatan keluar
Gunakan Stop Limit: Saat pasar stabil, ingin kontrol harga dengan presisi, dan bisa menunggu
Saran Praktis
Saat memasang stop loss, perhatikan data on-chain dan indikator teknikal (support/resistance), jangan asal pasang harga. Di pasar yang sangat volatil, beri ruang untuk slippage, kalau tidak order bisa tidak tereksekusi.