Raksasa farmasi Eli Lilly baru saja menembus ambang nilai satu triliun dolar—sebuah pencapaian yang menempatkannya sejajar dengan raksasa teknologi. Tidak buruk untuk perusahaan yang menjual suntikan penurun berat badan. Saat ini, pasar sedang bertaruh besar pada obat-obatan metabolik, dan Lilly memanfaatkan momentum tersebut untuk masuk ke klub eksklusif. Siapa sangka insulin bisa bersaing dengan iPhone dalam menarik perhatian Wall Street?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DegenDreamer
· 3jam yang lalu
Wah, perusahaan obat gemuk berhasil menjadi anggota klub triliun? Di zaman ini, suntikan penurunan berat badan lebih dicari daripada chip.
Lihat AsliBalas0
LiquidationHunter
· 3jam yang lalu
Suntikan penurun berat badan secara tiba-tiba membuat perusahaan farmasi melampaui raksasa teknologi, di era ini apa pun bisa dipromosikan menjadi tren.
Lihat AsliBalas0
LightningWallet
· 3jam yang lalu
Gila, ekonomi orang gemuk benar-benar seberharga itu ya, lilly langsung tembus triliunan.
Lihat AsliBalas0
BearMarketMonk
· 3jam yang lalu
Satu triliun dolar ya, kedengarannya keren, tapi arus trafik ini bisa bertahan berapa lama? Setelah tren obat pelangsing berlalu, apa lagi yang tersisa?
Lihat AsliBalas0
NotFinancialAdvice
· 3jam yang lalu
Wah, obat gemuk sekarang lebih berharga daripada chip? Ini zaman apa sih?
Raksasa farmasi Eli Lilly baru saja menembus ambang nilai satu triliun dolar—sebuah pencapaian yang menempatkannya sejajar dengan raksasa teknologi. Tidak buruk untuk perusahaan yang menjual suntikan penurun berat badan. Saat ini, pasar sedang bertaruh besar pada obat-obatan metabolik, dan Lilly memanfaatkan momentum tersebut untuk masuk ke klub eksklusif. Siapa sangka insulin bisa bersaing dengan iPhone dalam menarik perhatian Wall Street?