Dalam dua hari terakhir, sikap Wall Street terhadap saham teknologi China berbalik 180 derajat. Citi, JPMorgan, dan UBS hampir secara bersamaan merilis laporan penelitian, menaikkan target harga banyak perusahaan secara signifikan — Tencent langsung disebutkan mencapai 780 HKD, target saham Bilibili di AS adalah 29 USD, dan target harga saham XPeng di Hong Kong bahkan lebih ekstrem, langsung dari sedikit di atas 100 HKD menjadi 195 HKD. Bahkan China Hongqiao, yang biasanya tidak banyak diperhatikan, UBS juga memberikan ekspektasi 38.6 HKD, hampir 40% lebih tinggi dari sebelumnya.

Apa yang sebenarnya menarik perhatian lembaga-lembaga ini sehingga mereka tiba-tiba begitu agresif?

Pertama, mari kita bahas Tencent. Logika Citigroup sangat langsung: pendapatan iklan dari Video Account meningkat, pencarian WeChat mulai menghasilkan uang, dan margin laba game yang dikembangkan sendiri sangat tinggi. Meskipun belanja modal turun 24% di kuartal ketiga, namun investasi dalam penelitian dan pengembangan tidak berkurang sama sekali, semuanya diinvestasikan dalam model AI besar. Bank of America juga ikut mendukung, mengatakan bahwa dua sektor bisnis, iklan dan game, sangat stabil, 780 dolar Hong Kong bukanlah angka yang sembrono. Data memang menunjukkan kekuatan—pendapatan Tencent di Q3 melebihi ekspektasi pasar sebesar 2%, laba melebihi 7%, dan performa seperti ini cukup untuk dipuji di mana pun.

Kisah Xiaopeng bahkan lebih dramatis. JPMorgan berani menggandakan target harga, semua karena bertaruh pada tiga lini: Robotaxi, robot humanoid, dan mobil terbang. Meskipun pendapatan mungkin baru terlihat pada tahun 2026, lembaga sudah mulai melakukan penetapan harga lebih awal. Logikanya sangat sederhana: dalam jalur mobilitas cerdas ini, siapa yang memiliki teknologi AI, dia yang memiliki suara. Xiaopeng sekarang menghabiskan uang untuk penelitian dan pengembangan, dan ketika teknologi terwujud, valuasi mungkin sudah tidak pada level sekarang.

Baido dan Xiaomi juga menjadi perhatian. Citigroup optimis terhadap Ernie 5.0 dan chip Kunlun dari Baidu, percaya bahwa pengembangan chip sendiri memiliki prospek jangka panjang; Xiaomi mengandalkan percepatan pengiriman SU7 dan konsep ekosistem cerdas, menarik Goldman Sachs dan Bernstein untuk mendukung. Bahkan raksasa aluminium China Hongqiao juga disebut oleh UBS — pasokan global yang ketat, produsen China hanya duduk dan mengumpulkan uang.

Namun, operasi kali ini juga tidak tanpa kontroversi.

Di satu sisi, data memang bisa diandalkan. Laporan keuangan Tencent, Bilibili, dan JD semuanya melampaui ekspektasi, dengan laba bersih JD langsung melonjak 39,5%, memberikan keyakinan bagi penyesuaian harga oleh investor asing. Namun di sisi lain, mobil terbang Xpeng dan chip Kunlun dari Baidu masih berada di tahap PPT, apakah semuanya bisa terealisasi masih merupakan tanda tanya. Dan Anda akan menemukan bahwa peringkat Citi untuk Bilibili sebenarnya hanya "netral", menunjukkan bahwa di dalam institusi juga tidak sejalan dalam memandang positif.

Melihat secara besar, perubahan harga ini mungkin merupakan penilaian ulang pasar global terhadap pasar China. UBS secara langsung mengatakan "terus alokasikan lebih banyak ke China", dengan alasan valuasi yang rendah, aliran dana yang stabil, lebih banyak nilai dibandingkan dengan India dan Thailand. Temasek juga mengatakan "sekarang adalah waktu untuk masuk", Morgan Asset Management lebih berani, langsung menyerang mereka yang bertanya "apakah mereka telah melewatkan kesempatan di China" tidak memahami prinsip jangka panjang.

Bagi investor biasa, melihat laporan riset ini tidak bisa hanya fokus pada harga target. Kuncinya adalah membongkar logika - mengapa Xpeng layak dipertaruhkan? Apakah investasi AI Tencent dapat diubah menjadi pendapatan? Seberapa jauh kemajuan produksi massal chip Baidu? Inilah yang benar-benar layak untuk dilacak. Selain itu, perlu waspada terhadap jebakan ekspektasi konsistensi. Ketika banyak lembaga bersuara positif secara bersamaan, seringkali itu juga merupakan saat risiko tertinggi, harus dilihat apakah kinerja dapat terus membuktikan cerita-cerita ini.

Modal asing berani menyebut "lima tahun sepuluh kali", keyakinan mereka sebenarnya tidak terletak pada valuasi yang murah, tetapi pada kepercayaan mereka bahwa China dapat mendapatkan kekuasaan teknis dalam bidang mengemudi cerdas, aplikasi AI, dan manufaktur tinggi. Mobil terbang Xpeng, chip yang dikembangkan sendiri oleh Baidu, jika hal-hal ini terwujud, logika penetapan harga mungkin akan berubah secara total.

Pembukaan minggu depan akan menunjukkan hasilnya. Tapi bagaimanapun, permainan ini sudah bukan sekadar "membeli barang murah" yang sederhana.