Indeks dolar AS minggu ini sedikit tidak kuat, sempat turun di bawah level 99, dan pada hari Jumat ditutup di 99,26, sudah dua minggu berturut-turut turun. Di sisi pemerintah AS, penutupan terlama akhirnya berakhir, tetapi data ekonomi kunci masih harus menunggu beberapa waktu untuk keluar.

Orang-orang di Federal Reserve baru-baru ini mengeluarkan sinyal yang semakin hawkish, peluang untuk penurunan suku bunga pada bulan Desember jelas menurun.

Logam mulia di sini menunjukkan kinerja yang baik. Emas spot didorong oleh dolar AS yang melemah dan pencarian aset aman, mencapai puncaknya di 4245 dolar AS/ons. Perak naik lebih tajam, bahkan sempat melonjak hampir 10%. Namun pada hari Jumat tiba-tiba jatuh, menghapus sebagian besar kenaikan selama minggu itu—harga emas anjlok lebih dari 100 dolar dalam satu hari. Akhirnya, emas spot ditutup di 4085 dolar AS/ons, dengan kenaikan mingguan sebesar 2,09%; perak ditutup di 50,58 dolar AS/ons, naik 4,61%.

Pergerakan minyak mentah cukup menarik, WTI dan Brent sama-sama mengalami penurunan besar di pertengahan minggu dan kemudian pulih kembali. Laporan bulanan terbaru OPEC mengubah pasar minyak mentah global kuartal ketiga dari "kekurangan pasokan" menjadi "kelebihan pasokan"; IEA telah menaikkan perkiraan kelebihan pasokan tahun depan selama enam bulan berturut-turut, dan juga mengatakan bahwa permintaan mungkin berhenti tumbuh pada akhir dekade ini.

Pasar mata uang juga tidak stabil. Yen Jepang terhadap Dolar AS untuk pertama kalinya sejak Februari jatuh di bawah 155, pasar menyebutkan bahwa pejabat Jepang mungkin akan melakukan intervensi verbal. Euro terhadap Dolar AS minggu ini jelas menguat. Poundsterling terhadap Dolar AS bergerak sangat fluktuatif, pada hari Jumat terdengar kabar bahwa Menteri Keuangan Reeves karena proyeksi fiskal yang tidak terduga membaik, membatalkan rencana untuk meningkatkan pajak penghasilan.

Di pasar saham AS, dana mulai bergerak dari saham teknologi ke sektor lainnya...