Mengungkap Algoritme Jangkauan Media Sosial: Bukan Hanya Permainan Angka
Tingkat jangkauan adalah masalah yang selalu membuat saya pusing dalam pengelolaan media sosial. Platform terus-menerus menurunkan tingkat jangkauan, membuat tingkat eksposur konten yang dibuat dengan susah payah menurun drastis, bagaimana cara menghitungnya?
Sebenarnya, perhitungan jangkauan sangat sederhana: yaitu [Jumlah orang yang dijangkau ÷ Total penggemar × 100%]. Misalnya, jika Anda memiliki 1000 penggemar, tetapi hanya 100 orang yang melihat postingan Anda, maka jangkauan Anda hanya 10% yang menyedihkan.
Namun, di sini perlu membedakan beberapa konsep yang mudah membingungkan:
Jumlah orang ( Reach ) mengacu pada "jumlah pengguna unik" yang melihat pos Anda, di mana setiap orang dihitung hanya sekali, terlepas dari berapa kali mereka melihatnya.
Jumlah tampilan (Impressions) dihitung sebagai "jumlah total", jika orang yang sama melihatnya tiga kali, maka dihitung tiga kali.
Perbandingan tingkat jangkauan FB dan IG menunjukkan perbedaan yang cukup jelas. Mengambil contoh suatu merek, tingkat interaksi konten yang sama di IG mencapai 1,49%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan FB. Ini tidak hanya mencerminkan perbedaan karakteristik platform, tetapi juga menjelaskan perbedaan perilaku pengguna.
Saya menemukan banyak kreator terlalu terobsesi dengan angka jangkauan, tetapi mengabaikan kualitas interaksi yang sebenarnya penting. Daripada menatap angka-angka yang dikendalikan oleh algoritme platform, lebih baik fokus pada peningkatan nilai konten. Lagipula, konten dengan jangkauan rendah tetapi konversi tinggi jauh lebih berharga dibandingkan konten dengan jangkauan tinggi tetapi tanpa interaksi yang substansial.
Di era platform komunitas yang terus berubah aturannya ini, kita tidak hanya perlu memahami algoritme jangkauan, tetapi juga berpikir tentang bagaimana melampaui batasan platform dan benar-benar menjangkau hati audiens target.
Kecerdasan buatan dan alat analisis data mungkin membantu kita mengoptimalkan jangkauan, tetapi pada akhirnya nilai dari konten itu sendiri yang menentukan segalanya. Platform dapat mengubah algoritme, tetapi konten berkualitas selalu dapat menemukan audiensnya sendiri.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Mengungkap Algoritme Jangkauan Media Sosial: Bukan Hanya Permainan Angka
Tingkat jangkauan adalah masalah yang selalu membuat saya pusing dalam pengelolaan media sosial. Platform terus-menerus menurunkan tingkat jangkauan, membuat tingkat eksposur konten yang dibuat dengan susah payah menurun drastis, bagaimana cara menghitungnya?
Sebenarnya, perhitungan jangkauan sangat sederhana: yaitu [Jumlah orang yang dijangkau ÷ Total penggemar × 100%]. Misalnya, jika Anda memiliki 1000 penggemar, tetapi hanya 100 orang yang melihat postingan Anda, maka jangkauan Anda hanya 10% yang menyedihkan.
Namun, di sini perlu membedakan beberapa konsep yang mudah membingungkan:
Jumlah orang ( Reach ) mengacu pada "jumlah pengguna unik" yang melihat pos Anda, di mana setiap orang dihitung hanya sekali, terlepas dari berapa kali mereka melihatnya.
Jumlah tampilan (Impressions) dihitung sebagai "jumlah total", jika orang yang sama melihatnya tiga kali, maka dihitung tiga kali.
Perbandingan tingkat jangkauan FB dan IG menunjukkan perbedaan yang cukup jelas. Mengambil contoh suatu merek, tingkat interaksi konten yang sama di IG mencapai 1,49%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan FB. Ini tidak hanya mencerminkan perbedaan karakteristik platform, tetapi juga menjelaskan perbedaan perilaku pengguna.
Saya menemukan banyak kreator terlalu terobsesi dengan angka jangkauan, tetapi mengabaikan kualitas interaksi yang sebenarnya penting. Daripada menatap angka-angka yang dikendalikan oleh algoritme platform, lebih baik fokus pada peningkatan nilai konten. Lagipula, konten dengan jangkauan rendah tetapi konversi tinggi jauh lebih berharga dibandingkan konten dengan jangkauan tinggi tetapi tanpa interaksi yang substansial.
Di era platform komunitas yang terus berubah aturannya ini, kita tidak hanya perlu memahami algoritme jangkauan, tetapi juga berpikir tentang bagaimana melampaui batasan platform dan benar-benar menjangkau hati audiens target.
Kecerdasan buatan dan alat analisis data mungkin membantu kita mengoptimalkan jangkauan, tetapi pada akhirnya nilai dari konten itu sendiri yang menentukan segalanya. Platform dapat mengubah algoritme, tetapi konten berkualitas selalu dapat menemukan audiensnya sendiri.