Presiden Cabang St. Louis The Federal Reserve (FED), Musalem, baru-baru ini menyatakan sikap terbuka terhadap kemungkinan penurunan suku bunga di sebuah diskusi di Universitas Washington, namun juga menyerukan para pembuat kebijakan untuk tetap berhati-hati. Ia menunjukkan bahwa, mengingat tingkat inflasi saat ini masih melebihi target 2% Bank Sentral, para pembuat kebijakan perlu bertindak dengan hati-hati.

Musalem berpendapat bahwa kebijakan moneter saat ini berada di antara pengetatan moderat dan netral, dengan ekspektasi inflasi jangka panjang tetap stabil. Dia secara khusus menekankan bahwa para pengambil keputusan harus menahan diri dari menerima godaan inflasi sedikit di atas target 2%, terlepas dari apakah kenaikan inflasi ini disebabkan oleh dampak tarif yang potensial, perlambatan pertumbuhan tenaga kerja, atau faktor lainnya.

Namun, di dalam The Federal Reserve (FED) terdapat perbedaan pendapat mengenai langkah penurunan suku bunga di masa depan. Di awal bulan ini, The Federal Reserve (FED) telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Beberapa pejabat khawatir akan kemungkinan adanya kelemahan di pasar tenaga kerja, sementara pejabat lainnya lebih memperhatikan kenaikan inflasi dan risiko kenaikannya lebih lanjut.

Menurut proyeksi median setelah pertemuan bulan September, para pejabat The Federal Reserve (FED) memperkirakan akan ada dua penurunan suku bunga lagi tahun ini. Pasar secara umum memperkirakan bahwa akan ada penurunan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan moneter di akhir Oktober. Musallem mengatakan pekan lalu mendukung langkah penurunan suku bunga baru-baru ini, tetapi percaya ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut terbatas.

Berbeda dengan sikap hati-hati Musallem, pandangan Presiden Federal Reserve Cleveland, Harmack. Harmack menyatakan bahwa dia khawatir inflasi mungkin tetap di atas level target dalam beberapa tahun ke depan, yang mencerminkan posisi berbeda para pembuat kebijakan di The Federal Reserve (FED) dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini.

Perbedaan internal ini menyoroti tantangan yang dihadapi The Federal Reserve (FED) dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, stabilitas pasar kerja, dan pengendalian inflasi. Pengambil keputusan perlu menimbang berbagai faktor untuk menentukan jalur kebijakan moneter yang terbaik, sambil tetap memantau data ekonomi dengan cermat dan responsif.