Pengadilan Banding Sirkuit Kedua AS telah mempertahankan keputusan sebelumnya dalam kasus SEC v. Govil, memberikan kemunduran lain bagi Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). Sikap yudisial ini dapat berdampak signifikan pada proses hukum yang sedang berlangsung antara Ripple dan SEC. Stuart Alderoty, Kepala Pejabat Hukum Ripple, telah menyoroti aspek penting dari putusan tersebut: SEC tidak dapat memaksa pengembalian dari seorang penjual jika investor tidak mengalami kerugian finansial. Prinsip ini memiliki bobot khusus bagi strategi pembelaan Ripple saat perusahaan menghadapi permintaan SEC untuk sekitar $2 miliar dalam denda dan pengembalian.
Konteks Hukum dan Latar Belakang Kasus
Litigasi SEC v. Govil berfokus pada tuduhan bahwa Aron Govil melakukan penawaran sekuritas yang curang melalui perusahaannya, Cemtrex. Pada November 2023, SEC menghadapi hambatan hukum yang signifikan ketika Second Circuit menentukan bahwa Komisi tidak dapat meminta pengembalian substansial tanpa terlebih dahulu menunjukkan kerugian finansial yang nyata kepada investor. Prinsip "tidak ada kerugian, tidak ada kesalahan" yang ditetapkan dalam putusan ini mewakili preseden penting yang memperkuat posisi Ripple. Keputusan Second Circuit menekankan bahwa remediasi pengembalian harus mematuhi batasan ekuitas tradisional, menciptakan persyaratan hukum yang menantang pendekatan penegakan SEC.
Potensi Dampak pada Strategi Pembelaan Ripple
Penolakan Sirkuit Kedua untuk mempertimbangkan kembali keputusan Govil memiliki implikasi yang jauh jangkauannya bagi kasus SEC terhadap Ripple. Putusan ini memberikan Ripple kekuatan hukum tambahan untuk menantang tuntutan disgorgement substansial dari SEC. Para ahli hukum mencatat bahwa ini menciptakan beban pembuktian yang lebih tinggi bagi SEC dalam mencari sanksi moneter. Tanggal penting berikutnya dalam pertarungan hukum Ripple-SEC yang sedang berlangsung termasuk 22 April, ketika Ripple dijadwalkan untuk merespons tuntutan denda $2 miliar dari SEC, dan 6 Mei 2024, ketika proses lebih lanjut akan berlangsung. Para pelaku pasar di berbagai platform perdagangan, termasuk CEX besar, sedang memantau perkembangan ini dengan cermat mengingat implikasi regulasi potensialnya bagi industri aset digital yang lebih luas.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pengadilan Sirkuit Kedua Menegaskan Putusan Kunci yang Dapat Membentuk Kasus SEC Ripple senilai $2 Miliar
Pengadilan Banding Sirkuit Kedua AS telah mempertahankan keputusan sebelumnya dalam kasus SEC v. Govil, memberikan kemunduran lain bagi Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). Sikap yudisial ini dapat berdampak signifikan pada proses hukum yang sedang berlangsung antara Ripple dan SEC. Stuart Alderoty, Kepala Pejabat Hukum Ripple, telah menyoroti aspek penting dari putusan tersebut: SEC tidak dapat memaksa pengembalian dari seorang penjual jika investor tidak mengalami kerugian finansial. Prinsip ini memiliki bobot khusus bagi strategi pembelaan Ripple saat perusahaan menghadapi permintaan SEC untuk sekitar $2 miliar dalam denda dan pengembalian.
Konteks Hukum dan Latar Belakang Kasus
Litigasi SEC v. Govil berfokus pada tuduhan bahwa Aron Govil melakukan penawaran sekuritas yang curang melalui perusahaannya, Cemtrex. Pada November 2023, SEC menghadapi hambatan hukum yang signifikan ketika Second Circuit menentukan bahwa Komisi tidak dapat meminta pengembalian substansial tanpa terlebih dahulu menunjukkan kerugian finansial yang nyata kepada investor. Prinsip "tidak ada kerugian, tidak ada kesalahan" yang ditetapkan dalam putusan ini mewakili preseden penting yang memperkuat posisi Ripple. Keputusan Second Circuit menekankan bahwa remediasi pengembalian harus mematuhi batasan ekuitas tradisional, menciptakan persyaratan hukum yang menantang pendekatan penegakan SEC.
Potensi Dampak pada Strategi Pembelaan Ripple
Penolakan Sirkuit Kedua untuk mempertimbangkan kembali keputusan Govil memiliki implikasi yang jauh jangkauannya bagi kasus SEC terhadap Ripple. Putusan ini memberikan Ripple kekuatan hukum tambahan untuk menantang tuntutan disgorgement substansial dari SEC. Para ahli hukum mencatat bahwa ini menciptakan beban pembuktian yang lebih tinggi bagi SEC dalam mencari sanksi moneter. Tanggal penting berikutnya dalam pertarungan hukum Ripple-SEC yang sedang berlangsung termasuk 22 April, ketika Ripple dijadwalkan untuk merespons tuntutan denda $2 miliar dari SEC, dan 6 Mei 2024, ketika proses lebih lanjut akan berlangsung. Para pelaku pasar di berbagai platform perdagangan, termasuk CEX besar, sedang memantau perkembangan ini dengan cermat mengingat implikasi regulasi potensialnya bagi industri aset digital yang lebih luas.