Investor terkenal Jim Rogers baru-baru ini menarik perhatian pasar. Dalam pernyataannya yang diterbitkan pada Agustus 2025, ia memprediksi bahwa Amerika Serikat akan menghadapi krisis ekonomi terparah dalam hidupnya. Rogers mengungkapkan bahwa ia telah sepenuhnya mengosongkan semua saham AS yang dimilikinya.
Keputusan ini bukanlah keputusan yang tiba-tiba, melainkan strategi yang secara bertahap diterapkan oleh Rogers selama bertahun-tahun. Sejak 2017, ia mulai secara signifikan mengurangi kepemilikan saham AS, karena ia percaya bahwa valuasinya terlalu tinggi. Selama pandemi 2020, ia lebih lanjut mengosongkan sebagian besar saham Amerika. Hingga 2024, portofolionya hanya tersisa saham dari Cina dan Uzbekistan. Pada awal 2025, Rogers mengonfirmasi keputusan untuk sepenuhnya keluar dari pasar saham AS dan sering menyebutkan risiko yang dihadapi ekonomi Amerika.
Gaya investasi Rogers selalu condong ke komoditas, pasar non-AS, dan saham pasar berkembang. Dia berbeda dari dana institusi tradisional, yang tidak memiliki kewajiban untuk secara berkala mengungkapkan posisi, lebih mirip dengan cara seorang investor individu atau kantor keluarga swasta beroperasi.
Perlu dicatat bahwa keputusan investasi Rogers terutama didasarkan pada penilaiannya terhadap valuasi saham AS dan risiko ekonomi Amerika. Dia tampaknya lebih cenderung mengalihkan dana ke aset safe haven atau pasar berkembang.
Namun, investor juga perlu berhati-hati dalam menafsirkan pernyataan Rogers. Bagaimanapun, setiap investor memiliki preferensi risiko dan standar penilaian yang berbeda-beda. Pergerakan pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga satu pandangan tidak seharusnya menjadi satu-satunya dasar untuk pengambilan keputusan investasi.
Dengan peringatan Rogers, peserta pasar mungkin akan lebih memperhatikan pergerakan saham AS, serta potensi dampaknya terhadap kelas aset lain, seperti pasar cryptocurrency. Namun demikian, investasi yang terdiversifikasi dan pengendalian risiko yang ketat selalu merupakan strategi investasi yang bijaksana.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Investor terkenal Jim Rogers baru-baru ini menarik perhatian pasar. Dalam pernyataannya yang diterbitkan pada Agustus 2025, ia memprediksi bahwa Amerika Serikat akan menghadapi krisis ekonomi terparah dalam hidupnya. Rogers mengungkapkan bahwa ia telah sepenuhnya mengosongkan semua saham AS yang dimilikinya.
Keputusan ini bukanlah keputusan yang tiba-tiba, melainkan strategi yang secara bertahap diterapkan oleh Rogers selama bertahun-tahun. Sejak 2017, ia mulai secara signifikan mengurangi kepemilikan saham AS, karena ia percaya bahwa valuasinya terlalu tinggi. Selama pandemi 2020, ia lebih lanjut mengosongkan sebagian besar saham Amerika. Hingga 2024, portofolionya hanya tersisa saham dari Cina dan Uzbekistan. Pada awal 2025, Rogers mengonfirmasi keputusan untuk sepenuhnya keluar dari pasar saham AS dan sering menyebutkan risiko yang dihadapi ekonomi Amerika.
Gaya investasi Rogers selalu condong ke komoditas, pasar non-AS, dan saham pasar berkembang. Dia berbeda dari dana institusi tradisional, yang tidak memiliki kewajiban untuk secara berkala mengungkapkan posisi, lebih mirip dengan cara seorang investor individu atau kantor keluarga swasta beroperasi.
Perlu dicatat bahwa keputusan investasi Rogers terutama didasarkan pada penilaiannya terhadap valuasi saham AS dan risiko ekonomi Amerika. Dia tampaknya lebih cenderung mengalihkan dana ke aset safe haven atau pasar berkembang.
Namun, investor juga perlu berhati-hati dalam menafsirkan pernyataan Rogers. Bagaimanapun, setiap investor memiliki preferensi risiko dan standar penilaian yang berbeda-beda. Pergerakan pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga satu pandangan tidak seharusnya menjadi satu-satunya dasar untuk pengambilan keputusan investasi.
Dengan peringatan Rogers, peserta pasar mungkin akan lebih memperhatikan pergerakan saham AS, serta potensi dampaknya terhadap kelas aset lain, seperti pasar cryptocurrency. Namun demikian, investasi yang terdiversifikasi dan pengendalian risiko yang ketat selalu merupakan strategi investasi yang bijaksana.