Pangsa Bitcoin di pasar aset kripto tetap dominan dengan angka 45% dari total kapitalisasi pasar. Dominasi ini menegaskan posisi kuat Bitcoin sebagai aset digital utama. Untuk menggambarkan peta pasar saat ini, berikut data kapitalisasi pasar kripto teratas:
Cryptocurrency | Pangsa Kapitalisasi Pasar |
---|---|
Bitcoin | 45% |
Ethereum | 18% |
Lainnya | 37% |
Porsi pasar Bitcoin yang besar mencerminkan adopsi meluas dan kepercayaan investor. Meski bermunculan berbagai altcoin dan proyek blockchain baru, Bitcoin tetap menjadi pilihan utama sebagai penyimpan nilai di dunia kripto. Ketahanan ini didukung oleh keunggulan sebagai pelopor, kekuatan keamanan jaringan, dan meningkatnya minat institusi. Perusahaan besar dan firma investasi telah memasukkan Bitcoin dalam neraca mereka, semakin memperkuat posisinya. Dominasi Bitcoin yang terus bertahan juga menjadi tolok ukur kesehatan pasar kripto secara keseluruhan dan sering mempengaruhi performa aset digital lain.
Peralihan Ethereum ke konsensus proof-of-stake membawa dampak besar pada dinamika pasokannya. Implementasi EIP-1559 pada Agustus 2021 memperkenalkan mekanisme pembakaran biaya yang berpotensi membuat Ethereum bersifat deflasi. Perubahan ini memengaruhi pola pasokan dan sirkulasi token, menciptakan model ekonomi unik di dunia kripto.
Untuk menyoroti dampak model deflasi ini, berikut perbandingan perubahan pasokan Ethereum sebelum dan sesudah implementasi:
Periode | Total Pasokan | Laju Inflasi Tahunan |
---|---|---|
Sebelum EIP-1559 | Meningkat | ~4% |
Setelah EIP-1559 | Berpotensi menurun | Bervariasi (bisa negatif) |
Mekanisme pembakaran ini menyebabkan periode di mana ETH yang dibakar melebihi jumlah yang diterbitkan, sehingga pasokan bersih menurun. Efek kelangkaan ini berpotensi meningkatkan nilai ETH yang beredar jika permintaan tetap atau naik. Namun, sifat deflasi tidak selalu konsisten dan dipengaruhi aktivitas jaringan serta harga gas. Saat jaringan padat, ETH yang dibakar meningkat sehingga deflasi lebih mungkin terjadi, sementara di masa tenang inflasi masih dapat terjadi namun di bawah level sebelumnya.
Data terkini menunjukkan lonjakan aktivitas perdagangan pada token DeFi, dengan Hyperbot (BOT) sebagai contohnya. Volume perdagangan 24 jam BOT mencapai $134.555,99, menandakan minat pasar yang tinggi. Lonjakan likuiditas ini semakin jelas dibandingkan dengan kapitalisasi pasar sebesar $3.423.924,99. Berikut rasio volume perdagangan terhadap kapitalisasi pasar:
Metrik | Nilai |
---|---|
Volume Perdagangan 24h | $134.555,99 |
Kapitalisasi Pasar | $3.423.924,99 |
Rasio Volume/Kapitalisasi Pasar | 3,93% |
Rasio tinggi ini menunjukkan aktivitas perdagangan BOT yang intensif dibanding ukuran pasarnya. Peningkatan likuiditas dipengaruhi oleh minat pada solusi trading berbasis AI dan integrasi analitik data on-chain. Seiring ekosistem DeFi berkembang, token dengan inovasi seperti terminal trading kontrak berbasis AI Hyperbot diprediksi akan tetap menarik perhatian trader dan investor yang mencari alat analisis pasar canggih.
Industri kripto kini mengalami pergeseran besar dengan meningkatnya popularitas bursa terdesentralisasi (DEX). Hyperbot, terminal trading kontrak on-chain bertenaga AI, menjadi contoh nyata tren ini dengan menggabungkan data dan eksekusi lintas DEX. Integrasi ini memungkinkan pengguna memantau smart money dan whale, mendeteksi sinyal pasar, serta melakukan copy trading cerdas dengan kecepatan dan akurasi tinggi.
Peningkatan minat pada DEX tercermin pada performa pasar Hyperbot. Meski harga sempat berfluktuasi tajam, proyek ini tetap bertahan dengan kapitalisasi pasar $3.423.924,99 dan valuasi fully diluted $27.210.000. Tabel berikut menampilkan tren harga Hyperbot:
Rentang Waktu | Persentase Perubahan Harga |
---|---|
1 Jam | +1,95% |
24 Jam | -17,62% |
7 Hari | -49,19% |
30 Hari | -70,13% |
Data tersebut menyoroti volatilitas pasar kripto serta meningkatnya ketertarikan pada platform terdesentralisasi. Pendekatan Hyperbot yang mengintegrasikan data on-chain, analisis perilaku whale berbasis AI, dan deteksi sinyal sosial menunjukkan tingkat kecanggihan DEX saat ini. Ketika bursa terpusat menghadapi tekanan regulasi, model terdesentralisasi semakin dipercaya oleh pengguna yang mencari kendali dan transparansi lebih dalam aktivitas trading mereka.